Senin, 22 Desember 2008

TOUR JSR III PART 1



ALKISAH pada hari jumat 12/12/08 malem SCOOTER GARIS KERAS berangkat touring ke magelang dalam sebuah acara tahuhan yang ke 3. JAVA SCOOTER RENDESVOUS III yang diadakan di kota magelang di dekat borobudur. berangkat malam kira2 pukul 22.00 dari surabaya bersama 9 orang (Doweh,Aripin, Koko, Grandong, Bokir, Aam, Boni, Gepeng, Plentis) dengan mengendarai 7 vespa. baru berangkat, masih di kawasan sepanjang terjadi insiden pertama vespa super yang dikendarai kawan bokir mengalami kecelakaan yang cukup memperihatinkan, setelah melewati 2 lubang besar di jalan. alhasil arem tengah mesin (pas di nomor mesinnya ) patah jadi 2 bagian dan harus di gotong untuk di titipkan di pom bensin dekat kejadian.

Bokir akhirnya berdua dengan aam, perjalanan berjalan lancar sampai di maospati ada trouble pada vespa koko,sekalian istirahat karena semalam ngak tidur sama sekali. kira2 pukul 4 pagi diservis sampai kira2 pukul 6.30 pagi hari sabtu 13/12/08 baru kelar terus berangkat lagi. perjalanan semakin asyik karena peserta lain dari klub2 seantero negeri mulai tampak di jalan2 yang kita lalui, istirahat kedua di kota solo di sebuah warung mie ayam dan soto kita sarapan pagi plus makan siang karena hari mulai beranjak siang, setelah perut sedikit terganjal kita lanjutkan kembali perjalanan. hari semakin panas meski jarak yang ditempuh semakin dekat.

sragen, solo, sleman, jogja, sampai di magelang vespa AAM mulai terasa trouble di ban depan tak menunggu lama langsung saja berhenti di sebuah bengkel untuk tambah angin, setelah itu dia merasa ada yang ngak beres dengan ban depan, dan berniat berhenti untuk mengurangi angin di ban depan belum sampai berhenti, pas abis di tikungan mau masuk ke venue acaranya ban depan vespanya meletus. kontan saja tak terkendali vespanya terseok-seok kekanan dan kekiri sampai akhirnya banting setir ke kanan dan alhasil kaki dan tangan aam lecet plus memar-memar. begitupun si bokir yang dibonceng di belakang, tangan kirinya mengalami cidera yang cukup parah akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk perawatan luka2 luar. setelah itu kami teruskan ke acara JSR III
bersambung........

Rabu, 10 Desember 2008

IKI LHO VESPAKU COK!

PROBLEMATIKA TOURING



bagaimana persiapannya sodara2?

di penghujung minggu ini adalah hari yang dinanti-nantikan oleh para scooterist seantero negeri ato mungkin se-asia kali yaa. soalnya event ini adalah event besar bagi para penggila scooter. 13-14 DES 2008 JAVA RENDESVOUS III yang akan dihelat di kota magelang. acara ini adalah ajang berkumpulnya para scooterist sejati dari berbagai aliran mulai dari classic, modif, sampai yang RATbike scooter dan ini adalah ajang unjuk gigi dan unjuk ketahanan baik fisik maupun mental dan yang terpenting adalah UANG karena apa? tidak cukup hanya berbekal niat dan scooter yang fit tapi harus punya uang yang cukup karena kita ngak akan bertahan dan ngak mungkin nyampek kalau ngak mampu beli bensin dan oli samping oke. dan ini adalah kendala yang sangat2 klasik dan harus mampu dipecahkan oleh setiap scooterist karena jelas ini adalah pokok dari setiap masalah yang menimpa setiap anggota club kecuali memang personnya adalah jurangan minyak ato punya toko klontong atau bisnis pulsa dan pekerjaan yang dapat menghasilkan uang secara kontinyu. bagi teman yang nekat tentu punya jalan alternatif dan efisien misalnya 1. gadaikan hp 2. gadaikan tv 3. gadaikan ban serep atau jenis gadai - mengadaikan yang lain. makanya buat siapa saja yang INGIN TOURING jangan pernah lupa menabung ingat "MENABUNG PANGKAL TOURING"

Kamis, 04 Desember 2008

FULL MON BLUES


think about scooter
semua tentang sebuah kebebasan dan idealisme dalam hidup sebuah pilihan yang tentu diambil dengan berbagai resiko termasuk ketika terkadang harus menjadi sampah. atau menjadi hero diantara teman2nya.
mainstream dan punya power,atau bahkan konyol dan menggelikan tanpa tahu apa maksudnya tapi itulah pilihan dan kembali harus mengambil keputusan.
yaaa.......... semua tentang vespa ato hidup kita?

Selasa, 02 Desember 2008

Michael Franti And Spearhead


ada yang mengganggu benakku ketika aku dapat album terbaru dari michel franti... gambar
pada cover memperlihatkan anak2 vespa dibelakang michael, sepertinya familier...setelah
kulihat lebih teliti dan ya! ternyata anak2 vespa indonesia! dengan plat dk di kiri dan bn di kanan...
hebat! skuteris indonesia jadi cover album band amerika!!! omong2 yang sebelah kanan kaya plentis....

Senin, 01 Desember 2008

Let The Mod Dancing on Scooters



I don’t wanna be the same as everyone else,
that’s why I’m a Mod, see?"
(Jimmy Michael Cooper / Quadrophenia)


Tentu saja kita tau apa itu skuter, atau jika mengadopsi merk, tentu kita akan menyebut kata vespa atau lambretta. Tapi siapa mereka? Berkaca mata hitam, lagak bak gankster dan berkendara vespa di jalanan?

Mereka disebut MOD. Disebut-sebut sebagai nenek moyang dari berbagai subkultur, seperti skinhead, kaum ini lahir di London Inggris sekitar akhir tahun 1950an dan mencapai puncaknya sekitar awal dan pertengahan 1960an. Awalnya mereka hanyalah sekelompok anak muda yang mempunyai koneksi dekat dengan perusahaan garmen di London. Berasal dari keluarga kelas menengah yang terobsesi dengan fashion seperti Italian suits dan musik modern jazz atau rhythm and blues.

Asal muasal kata MOD itu berasal dari sebutan bagi fans modern jazz, berlawanan dengan komunitas trad yang mengidolakan traditional jazz. Namun seiring jalannya waktu kemudian dan perkembangan kaum ini juga, kapasitas definisi MOD itu sendiri melebar hingga menyentuh elemen-elemen lifestyle, fashion, bahkan musik yang mereka dengar juga mulai masuk ke genre-genre seperti jamaican ska, rocksteady dan musik soul dengan influence band-band seperti The Small Faces, The Who, The Action, dll.

Sebagai sebuah komunitas, setiap malam mereka berkumpul di club malam, tujuannya, mereka ingin memamerkan kepada kaum orang kaya pada saat itu bahwa mereka mampu membeli pakaian mahal dan menunjukkan bahwa kaum menengah seperti mereka juga mampu membeli barang-barang bermerk dan bergaya perlente. Tapi tentu saja mereka membeli pakaian tersebut dengan harga miring lewat kenalan mereka yang bekerja di garmen. Selain itu, alasan mereka memilih skuter sebagai alat transportasi mereka karena harga mobil tidak dapat mereka jangkau dari penghasilan mereka sebagai buruh (rata-rata mereka kaum working class), dan skuter adalah pilihan mereka, hingga menjadi trademark bagi seorang mod untuk berkendara skuter.

Eksisnya sebuah subkultur, tentu saja mempunyai hambatan. Ini juga dirasakan oleh kaum mod. Mereka juga mempunyai rival yang juga berkendara motor yaitu kaum yang disebut dengan rockers, dengan ciri-ciri berjaket kulit dan bermotor besar. Perkelahian jalanan antara mod dan rockers sering terjadi dan rivalitas ini berlangsung cukup lama.

Namun, seiring waktu, memudarnya bekas ban di aspal, hilangnya deru mesin vespa dan Inggris menang piala dunia sepakbola di tahun 1966, MOD mulai menghilang. Aroma baru menyeruak mewangi di kalangan anak-anak muda Inggris. Musik seperti psychedelic rock dan kultur hippie dengan bohemian style-nya mulai meraja diseluruh belahan negeri, yang tentu saja etos kaum hippie bertentangan dengan mod yang menonjolkan energi kebebasan anak muda, berbeda dengan hippie yang cenderung bersifat pasif. Alih-alih scene mod pun kehilangan arah. Banyak dari anggota mod yang keluar dan berganti style, dan juga ini diperparah dengan band-band mod seperti the Faces, mengganti aliran musik mereka dan tidak lagi merepresentasikan diri mereka sebagai seorang Mod.

Dekadensi semangat mod juga berdampak pada kaum mod garis keras atau yang dikenal dengan gang mod. Hard mod atau gang mod ini identik dengan kekerasan dan juga menolak fashion yang banyak digunakan anak-anak mod pada umumnya. Seiring lunturnya mod, mereka mulai merubah diri mereka. Dengan potongan rambut yang lebih pendek namun tetap mempertahankan "seragam"mod mereka dengan kaos Ben Sherman dan Fred Perry serta Levi’s Jeans dikombinasikan dengan aksesoris kaum working class yaitu dengan Braces dan boot Dr. Marteens dan inilah cikal bakal dari kaum SKINHEAD. Penampilan mereka juga banyak mengadopsi dari Jamaican Rude boys. Alasan praktis untuk memotong rambut mereka pada saat itu dikarenakan rambut panjang sangat menyusahkan untuk mendapatkan pekerjaan dan menyulitkan dalam perkelahian jalanan.

Mod Revivalist

Setelah beberapa tahun "mati", di tahun 1970an mod bangkit kembali. Apabila kita membicarakan kebangkitan kembali mod, tak lengkap rasanya pabila kita tak membicarakan The Jam serta Quadrophenia (musik serta film). Tahun 1978, Great British Music Festival, The Jam menggila dengan musik berenergi punk dengan mencampurkan sound dan style mod tahun 1960an, dan banyak orang menganggap momen ini sebagai awal kebangkitan kembali dari mod. Banyak anak muda perlahan namun pasti mulai kembali ke mod. Setelah itu, band-band mod kembali dilirik anak muda London seperti Purple Heart, The Chords dan Back to Zero kembali menjadi pahlawan-pahlawan baru mod pada saat itu.

Di tahun berikutnya, 1979, sebuah film berjudul Quadrophenia yang di sutradarai Franc Roddam yang bercerita tentang romantisme kehidupan anak-anak mod di tahun 1960an berhasil mendongkrak kembali kepopuleran mod. Sejalan dengan itu, soundtrack yang mengisi film tersebut berasal dari legenda mereka, The Who. Sebuah paket lengkap bagi Quadrophenia untuk menjadi sebuah simbol mod revivalist.

Setelah itu, mod berhasil menjadi sebuah subkultur yang dapat bertahan dan menjadi influence bagi banyak band setelahnya. Mod berhasil menyebar ke seluruh dunia, walau hanya eksis di scene-scene underground namun membuktikan pada dunia bahwa mereka tak hanya sebuah produk pasar, tapi dapat merebut hati ana-anak muda di dunia dan menjadi wadah "kegilaan" mereka. Mengkuotasi sebuah kalimat dari artikel yang aku baca, "feeling so brave, you can’t be stopped when you’re young...." (dari berbagai sumber).